Pengertian pondasi dan persyaratan Struktur Pondasi

 Pengertian pondasi dan persyaratan Struktur Pondasi

Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh selamat datang kembali di halaman blog saya, pada kesempatan kali ini Admin akan menuliskan materi mengenai Struktur Pondasi. Struktur secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu struktur atas yang mencangkup kolom, balok, pelat beton dan struktur tangga. Sedangkan untuk struktur bawah yakni pondasi. Pondasi memiliki fungsi sebagai untuk memikul bangunan diatasnya. Seluruh beban dari bangunan, dan termasuk beban-beban yang bekerja pada bangunan serta berat pondasi itu sendiri, harus dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke tanah dasar dengan baik dan aman.

Karena peran pondasi harus memikul beban-beban yang bekerja pada bangunan, maka dalam perencanaan pondasi harus diperhitungkan dengan baik dan benar terdapat dua macam beban, yaitu beban gravitasi dan beban lateral. Beban gravitasi merupakan beban vertikal dengan arah dari atas ke bawa, dan berasal dari dalam struktur bangunan, baik berupa berat sendiri bangunan (beban mati) maupun beban dari manusia dan peralatan yang ada di dalam bangunan (beban hidup). Sedangkan beban lateral adalah beban horizontal dengan arah dari kiri ke kanan dan berasal dari luar struktur bangunan, baik berupa beban yang diakibatkan oleh angin maupun beban yang diakibatkan oleh gempa. 

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang memiliki peran sangat penting, karena jika terjadi kerusakan atau kegagalan pada struktur pondasi, maka dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan di atasnya, bahkan dapat terjadi roboh pada keseluruhan bangunan.

Pondasi memiliki persyaratan yang harus direncanakan sedemikian agar proses pemindahan beban bangunan ke tanah dasar dapat berlangsung dengan aman dan baik. Dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Pondasi harus cukup kuat agar mencegah terjadinya penurunan atau settlement dan perpputaran atau rotasi yang sangat berlebihan. Terlihat pada (Gambar 1. Dan Gambar 2. Di bawah ini).

Gambar 1. Penurunan pondasi

Gambar 2. Perputaran pondasi

2. Tidak terjadi penurunan setempat yang terjadi dalam skala besar dibandingkan dengan penurunan pondasi didekatnya. Sehingga sloof mengalami kondisi patah. Terlihat pada (Gambar 3).

Gambar 3. Penurunan pondasi kiri sangat besar sehingga sloof mengalami kondisi patah

3. Direncanakan harus cukup aman tidak terdapat bahaya longsor. Terlihat pada (Gambar 4).

Gambar 4. Bahaya longsor pada pondasi

4. Direncanakan harus cukup aman terhadap bahaya guling. Terlihat pada (Gambar 5). 

Gambar 5. Bangunan terguling akibat pengaruh beban gempa


Menentukan jenis dan besar kecilnya ukuran dari pondasi dengan mencari daya dukung tanah

kekuatan daya dukung tanah umumnya dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :

1. Peraturan bangunan setempat yang dikeluarkan oleh lembaga terkair,

2. Pengalaman tentang pembuatan pondasi yang sudah ada, atau keterkaitan dengan pondasi disekitarnya.,

3. Hasil pemeriksaan atau pengujian tanah, baik pengujian di laboratorium maupun pengujian di lapangan.


Kendala dalam menetukan daya dukung tanah secara tepat ini disebabakn oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.

1. Jenis lapis tanah di bawah permukaan tanah memiliki variasi yang sangat banyak. Variasi jenis lapis tanah ini bergantung pada sumber geologi tanah, cara perpindahan tanah, dan mekanisme sedimentasi,

2. Sifat fisik tanah setelah dibebani sering di luar perkiraan semual, dan memerlukan biaya yang cukup mahal jika harus dilakukan uji coba,

3. Adanya penurunan tanah yang diakibatkan oleh konsolidasi butir-butir tanah yang ditimbulkan oleh getaran gempa bumi, lalu lintas sekitarnya, alat pemadat dan sebagainya.


Jenis-jenis tanah dan penjelasan daya dukungnya sebagai berikut:

1. Jenis tanah cadas/batuan = daya dukungnya baik sekali.

2. Jenis tanah kerikil/batu = daya dukungnya baik.

3. Jenis tanah pasir/silt = daya dukungnya meragukan(hati-hati). Pada kasus tanah berpasir, jika dalam kondisi jenuh air dan menerima getaran misalnya gempa, maka butir-butirnya saling memisahkan diri atau saling lepas sehingga daya dukungnya nol(kecil sekali). Peristiwa ini disebut dengan liquedfaction yang sangat berbahaya bagi bangunan.

4. Jenis tanah liat = daya dukungnya sangat meragukan (hati-hati sekali). Sifat jenis tanah liat yaitu, dalam kondisi kering tanah menjadi keras, sedangkan dalam kondisi basah tanah menjadi lunak, kondisi daya dukungnya menurun. Jika terjadi getaran oleh gempa atau lalu lintas kereta api tanah liat basah, maka sifat getaran tersebut akan berubah menjadi getaran harmonis. Getaran harmonis ini sangat berbahaya bagi bangunan, terutama gedung bertingkat. Karena dapat memperbesar amplitudo pergeseran horizontal pada lantai tingkat.

Sekian pembahasan tentang pondasi pada blog ini. Semoga bermanfaat dan Terima kasih sudah berkunjung. 

Wassalamu'alaikum warohmatullahiwabarokatuh






 





Post a Comment

0 Comments