Perbedaan Aliyemen Horizontal dan Vertikal Transportasi

Perbedaan Aliyemen Horizontal dan Vertikal Transportasi



Alinyemen horizontal 

Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen horizontal dikenal juga dengan nama "situasi jalan" atau "trase jalan". Alinyemen horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.


Alinyemen vertikal 

Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Seringkali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan. 
Perencanaan alinyemen vertikal dipengaruhi oleh besarnya biaya pembangunan yang tersedia. Alinyemen vertikal yang mengikuti muka tanah asli akan mengurangi pekedaan tanab tetapi
mungkin saja akafl mengakibatkan jalan itu terlalu banyak "mempunyai tikungan. Tentu saja hal ini belum tentu, sesuai dengan persyaratan yang diberikan sehubungan dengan fungsi jalannya. Muka jalan sebaiknya diletakkan sedikit di atas muka tanah asli sehingga memudahkan dalam pembuatan drainase jalannya, terutama di daerah yang datar. Pada daerah yang seringkali dilanda banjir sebaiknya penampang memanjang jalan diletakkan diatas elevasi muka banjir. Di daeratr perbukitan atau pergunungan diusahakan banyaknya pekerjaan galian scimbang dengan pekerjaan timbunaru sehirgga secara keseluruhan biaya yang dibutuhkan tetap dapat dipertanggung jawabkan. Jalan yang terletak di atas lapisan tanah yang lunak hanrs pula diperhatikan akan kemungkinan besarnya penurunan dan perbedaan penurunan yang mungkin terjadi. Dengan demikian penarikan alinyemen vertikal sangat dipenganrhi oleh berbagai pertimbangan seperti :
  • kondisi tanah dasar
  • keadaan medan
  • fungsi jalan
  • muka air banjir
  • muka air tanah
  • kelandaian yang masih memungkinkan
Perlu pula diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan itu akan berlaku untuk masa panjang, sehingga : haiknya alinyemen vertikal yang dipilih tersebut dapat dengan mudah mengikuti perkembangan lingkungan. Alinyemen vertikal disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar, mendaki atau menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan persen. Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan maka landai jalan diberi tanda positip untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai negatip untuk penurunan dari kiri. Pendakian dan penurunan memberi effek yang berarti terhadap gerak kendaraan.

(sumber : buku dasar-dasar perencanaan geometrik jalan, oleh : Silvia Sukirma)

Post a Comment

0 Comments